AKU TERDIAM di RUANG & WAKTU


Ruang dan waktu mengingatkanku
Perkataan, perlakuan, dan perasaan tertuang dalam puisi
Betapa syahdu terdengar dari telingaku kata manjamu
Syahdu namun menyakitkan
Sajak puisi yang kini berantakan
Kau bilang, aku selalu mengacuhkan
Tapi dirimu tak tahu, di dalam hatiku
Selalu terbesit kecemburuan

Diamku tak berarti bagimu
Aku bagai patung batu yang tak berharga
Hidup namun seperti mati bagimu
Ranting terindah di hutan menjadi rapuh, karena cintamu yang palsu
Aku terdiam dan tak bersuara, tapi hatiku selalu berkata
Aku mengacuhkan, tapi hatiku memperdulikan
Sepatah kata "setia" kini hancur dibenakku
Aku bagaikan kayu bakar yang rela di bakar oleh api, untuk menjadi abu

Burung-burung melintasi atap rumahku
Namun hatiku sudah tak gembira lagi bahkan mati
Kenyataan yang pupus terus hadir
Menelan rindu bah menelan seribu duri
Titian kasih, rindu, dan sayang telah hancur
Bunga mawar telah layu
Lebah-lebah menjadi mati
Aku bisa berandai bahagia dalam setiap ruang dan waktu

6 comments for "AKU TERDIAM di RUANG & WAKTU"

  1. Ini di ambil dari kisah org

    ReplyDelete
  2. Cerita kehidupan yang dibuat menjadi sebuah puisi selalu menarik untuk dibaca. Jujur saya tidak begitu memahaminya tetapi saya menikmati setiap kata yang teruangkap, misalnya "ruang dan waktu" atau "perasaan yang tertuang dalam puisi' ini diksi yang manis untuk diucap walau terasa duka bila menjalaninya namun konteks penikmat puisi saya sangat menyukai ungkapan hati semacam ini...

    Oh lupa, hay, salam kenal. Saya Martin dari Jakarta, seorang suami yang selalu merindukan rumah dan secangkis teh hangat buatan istri. Sukses selalu penyair muda...

    ReplyDelete